Setelah puas mengeksplor beberapa galeri di kawasan Southwark, perut mulai keroncongan dan kami berniat untuk mengisi perut dengan makanan yang "berat" di Borough Market. Masih di kawasan Southwark, kami meneruskan perjalanan ke pasar kuliner yang sudah berumur 1000 tahun ini.
Melewati beberapa gang yang berliku berjalan dari Tate Modern, akhirnya sampailah kami di kawasan Borough Market. Harum makanan yang sedang dimasak langsung menyeruak menggelitik syaraf penciuman. Tidak terlalu lama memilih, saya memutuskan untuk mencoba memesan fish and chips di sebuah restoran semi outdoor. Nama restonya FISH ! Konon fish and chips di sini dinobatkan sebagai salah satu yang terbaik di London.
Sebelum memesan, saya lalu teringat pesan seorang teman, bahwa kalau pesan fish and chips di sini porsinya besar, cukup mengenyangkan untuk di share dua orang.
Dan benar saja, begitu datang pesanan, ternyata porsinya gede banget...! Bahkan untuk dua orang sekalipun. Dalam hati saya berfikir, habis ngga nih ya ? (padahal abis sihhh..)
Karena sudah terlalu molor dari jam makan siang yang normal, kami mulai makan untuk menghemat waktu. Kami memilih ikan Bass (Barramundi atau Kakap Putih di Indonesia) - atas saran pramusaji. Ini bukan yang termurah, bukan juga yang termahal, sedang-sedang lah.
Irisan kentangnya berbeda dengan yang sering kita temui di Indonesia, disini irisannya "gendut2", crispy diluar, tapi lembut di dalamnya. Irisan ikan nya hampir sebesar sendal jepit, tepung di bagian luar sangat crispy dan ikan di dalamnya dimasak "beautifully" kalau pinjam bahasa Master Chef. Tidak ada rasa anyir sama sekali dengan tingkat kematangan yang pas.
Apa ya rahasianya koq tepungnya bisa beda kerenyahannya dengan fish n chips umumnya di tanah air?
Belakangan baru saya ngeh, bahwa tepung yang membungkus ikannya itu beer-battered alias menggunakan bir dalam adonannya:
For the beer batter:
250ml beer
200g plain flour, plus extra for drudging the fish
5g fresh yeast
1 free-range egg yolk
Pinch sugar
Ooo panteees....
Ada uang ada barang, harga fish and chips di Borough jauh lebih mahal dengan fish and chips di Camden Market atau di beberapa tempat lain di London. Yang di Camden pun enak pisan, meski potongan ikannya tidak sebesar ini. Ikannya bisa kita pilih, sesuai selera dan kondisi kantong. Ngobrol ngobrol dengan penjual fish and chips di Camden lelaki paruh baya berkebangsaan Mesir, menurut dia selama ikan nya 'tidak berduri' dan daging ikannya berwarna 'putih' bisa diolah untuk masakan ini. Biasanya, ikan kakap putih, ikan dori, yang umum digunakan. Iya juga sih, kebayang kalau ikannya banyak duri nya...susah makannya.
Sekarang cocolannya, ini ada dua jenis yang disajikan selain perasan lemon, ada saus tartar, bisa juga cuka Malt, disamping ada sejenis pasta berwarna hijau yang khas - rasanya asin gurih terbuat dari kacang polong rebus yang ditumbuk dan diberi bumbu.
Selama dua minggu mengeksplor London, makanan ini jadi favorit banget, mumpung disini deh...gitu mikirnya 😄
Teman teman, di halaman ini (scroll down yaa) kamu bisa lihat foto foto surrounding Borough Market di kawasan Southwark, ada The Golden Hinde, The Anchor, Clink Prison Museum, dan tembok reruntuhan Winchester Palace. Satu penyesalan terbesar saya mengelilingi kawasan Southwark ini adalah tidak sempat ke Shakespeare Globe Theatre karena kendala teknis dan cuaca :(
Gerimis disertai angin suhu 9-11 derajat, well...cuaca London is the most unpredictable...
Sampai ketemu di tulisan saya mengenai obyek berikutnya ...Terimakasih sudah mampir ya :)
Visit:
The Golden Hinde
Kapal Inggris pertama yang mengelilingi dunia antara 1577 - 1580, dikapteni oleh Sir Francis Drake.
|
Kedai minum yang sudah berumur 800 tahun - The Anchor |
The Clink Prison penjara tertua dan paling terkenal di Inggris (sekarang Musium Penjara) berdiri tahun 1144 |
Winchester Palace dulunya merupakan salah satu bangunan terbesar dan paling penting di seluruh London abad pertengahan. Dibangun pada awal abad ke-13 menjadi kediaman Uskup Winchester yang berkuasa, istana sebagian besar hancur karena kebakaran tahun 1814. Sekarang tinggal sisa tembok ini yang tersisa, menjadi semacam monumen bagian dari sebuah bangunan modern.
No comments:
Post a Comment